Senin, 17 Mei 2010

Bahtera Nabi Nuh



Share
Kisah Nuh yang tercatat dalam Kejadian 6-9 mengisahkan tentang hukuman Allah bagi umat manusia melalui air bah yang menutupi bumi. Nuh dan keluarganya tidak turut binasa karena mereka telah diperintahkan Allah sebelumnya untuk membuat bahtera raksasa.
Sekelompok peneliti yang tergabung dalam "Noah's Ark Ministries International" percaya bahwa bahtera Nuh pasti ada jejak-jejaknya yang bisa membuktikan kebenaran Alkitab tentang peristiwa yang terjadi ribuan tahun yang lalu itu. Selama bertahun-tahun mereka menelitinya dan pada Selasa 26 April 2010 mereka mengumumkan penemuan puing bahtera itu di Turki. Mereka menemukannya di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.

Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa spesimen untuk membuktikan klaim mereka. Melalui tes karbon, mereka menemukan usia puing-puing itu sekitar 4.800 tahun—perkiraan waktunya sama dengan saat Nuh membuat bahtera.

"Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen," kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Wing-Cheung Yeung.

Dalam konferensi pers-nya, kelompok peneliti yang beranggotakan 15 orang dari Hong Kong dan Turki juga memamerkan spesimen fosil kapal yang diduga berasal dari bahtera Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu.
ditemukan. Ga percaya? Coba kita liat bukti-buktinya.





Bahtera (kapal) Nuh telah lama menjadi kontroversi di dunia arkeologi. Sejarah mencatat bahwa Nuh diperintahkan Tuhan untuk membuat sebuah bahtera karena Tuhan berniat menurunkan hujan maha lebat ke bumi. Dikisahkan bahwa Nuh mentaati perintah tersebut dan tepat pada waktu yang telah ditentukan Tuhan, maka turunlah hujan yang sangat lebat ke muka bumi dan menenggelamkan semua makhluk hidup yang ada. Nuh beserta keluarganya dan binatang-binatang yang diselamatkannya kemudian mengapung bersama bahtera tersebut. Kemudian menceritakan bahwa bahtera tersebut kandas di puncak gunung Ararat.

Ada pihak yang mendukung bahwa kisah tersebut adalah nyata, namun ada juga yang menganggapnya hanya sekedar dongeng. Namun, perdebatan tersebut kini berakhir dengan telah ditemukannya bukti-bukti ilmiah berkaitan dengan kisah tersebut. Sisa-sisa bahtera tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang Kapten angkatan darat dari militer Turki. Ia menemukannya secara tidak sengaja pada waktu meneliti foto-foto wilayah pegunungan Ararat. Kemudian untuk mengkonfirmasi temuan tersebut, diundanglah ahli-ahli arkeologi dari Amerika Serikat untuk meneliti keabsahannya.

Pada ekspedisi ilmiah yang kemudian dilakukan pada ketinggian 7000 kaki, sekitar 20 mil sebelah selatan puncak gunung Ararat, mereka menemukan sebuah kapal sepanjang kira-kira 500 kaki yang telah membatu. Pengukuran yang kemudian dilakukan pada obyek tersebut menghasilkan suatu kesimpulan yang mencengangkan, karena ukuran panjang, lebar dan tinggi penemuan arkelogi tersebut sama persis dengan ukuran bahtera Nuh. Saat ini, lokasi penemuan bahtera tersebut telah menjadi obyek wisata yang dapat dikunjungi semua orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar