Rabu, 21 Maret 2012

Jam Kipas



Share

Di depan gerbang surga, banyak manusia yg mengantri untuk diadili oleh Tuhan.

Sambil mengantri, manusia itu takjub melihat di tembok gerbang surga terdapat JAM dan label negara-negara di dunia.

Tapi ada yg aneh dari jam tersebut, setiap negara mempunyai kecepatan putaran yg berbeda dengan jam negara lainnya.

Melihat hal yg unik itu, salah seorang dari mereka bertanya.

Orang Filipina : "Malaikat, kenapa tuh kok jamnya beda-beda muternya?"

Malaikat : "Oh, kecepatan putaran itu berdsrkan tingkat korupsi negara anda, semakin cepat berarti semakin besar tingkat korupsi di negara anda."

Orang Filipina : "Ooohhh begitu... (sambil berbisik ke yg lain) emang bener kata orang, si Estrada korupnya gila-gilaan.. Tuh jam jadi bukti.."

Orang Thailand : "Wah brengsek! Ternyata Somchai Wongsawat juga korupsi! Pantes negara gue miskin!!"

Orang Singapura : "Hahahah jam negara gw Slow bgt tuh.. Kebukti negara gw bersih dari yg namanya korupsi..."

Orang Indonesia : (melihat sekeliling, ga menemukan jam negaranya).

Makanan Indonesia Paling Aneh



Share

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman budaya, flora dan faunanya. Nah, pada makanan juga ada beberapa masakan asli suatu daerah yang merupakan masakan khas daerah tersebut, yang mungkin juga dirasa aneh dan asing didengar untuk dimakan dari orang yang berasal dari daerah yang lain.
Masakan aneh tersebut di antaranya :
  • Bothok Tawon
 
Makanan ini merupakan bothok dengan bahan dasar sarang tawon atau lebah. Rasanya ada yang pedas, manis dan asam segar. Bothok tawon masih bisa ditemui di daerah pedesaan jawa timur.

  • Lawar Bali

Lawar adalah makanan tradisional khas Bali yang bahannya dari daging babi, darah babi yang masih segar,parutan kelapa dan bumbu-bumbunya.Proses pengolahannya pun sangat unik yaitu daging babi yang diketek(potong2 halus) kemudian di campur dengan parutan kelapa dan bumbu khas serta yang terakhir dituangi darah segar babi untuk memberi warna merah yang membangkitkan rasa lapar. Lawar pada mulanya digunakan untuk sajian pada upacara baik upacara adat maupun upacara keagamaan, saat ini telah dijual sebagai hidangan baik di warung-warung, rumah makan bahkan hotel-hotel berbintang di Bali

  • Rujak Cingur
 
Sudah terlihat jelas belum bentuknya ya, hidung apa tuh :), bahan di atas adalah bahan dari rujak cingur, makanan khas kota surabaya. Cingur adalah sejenis kikil dari bagian hidung dan mulut sapi. Rujak cingur sangat enak memakai sambal petis dengan kacang tanah.


Adat Batak Memasuki Rumah Baru



Share
Yang pertama dilakukan memasuki rumah baru yang adalah yang memasuki secara adat.Walaupun ada yang dilakukan yang baru tidak diharuskan, karena sejak dahulu ada adat yang dibuat Simalungun.

Kerja yang mengadakan adat memasuki rumah baru:
  1. Pihak laki-laki mendatangi tulang bapa yang bersangkutan untuk menyampaikan maksud dan tujuan berdasarkan memberikan sirih yang berbatu serta ayam yang telah diatur
  2. Begitu juga kepada mertua laki-laki
  3. Menjumpai pihak perempuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan dengan memeberikan ayam yang telah diatur.
Bahan-bahan yang perlu disediakan pihak laki-laki yaitu:
  1. Tebu yang layu mempunyai daun ,pisang yang masak untuk digantungkan di rumah,ayam yang diatur yang diberikan kepada tulang bapak dan tulangnya mama laki-laki.
  2. Ayam yang diatur ,ikan ,sayur yang diberikan kepada pihak laki-laki disertai ulos dan beras.
  3. Kepada pihak mertua laki-laki yang disediakan adalah ayam yang diatur ,ikan ,sayur ,dan ulos
  4. Saudara laki-laki juga memberikan makanan seperti yang dilakukan tulangnya bapak dengan mertua laki-laki kepada pihak perempuan.

Salah Tafsir



Share
Suatu pagi yang indah di sebuah sekolah dasar, seorang guru yang begitu berdedikasi mengajar anak2 muridnya tentang betapa bahayanya minuman keras kepada mereka. Sebelum memulai pelajarannya pada hari itu dia telah mengambil 2 ekor cacing yang hidup, sebagai sampel dan dua gelas yang masing2 berisi dengan air mineral dan arak..
“Coba perhatikan murid2.. lihat bagaimana saya akan memasukkan cacing ini kedalam gelas, perhatikan betul2. Cacing yang sebelah kanan saya, akan saya masukkan ke dalam air mineral sedangkan cacing yang sebelah kiri saya akan masukkan ke dalam arak. Perhatikan betul2.”
Semua mata tertuju pada kedua ekor cacing itu. Cacing yang berada dalam gelas yang berisi air mineral itu berenang di dasar gelas, sedangkan cacing yang berada di dalam arak tergeletak lalu mati. Si guru tersenyum lebar melihat anak2 muridnya memberikan perhatian pada pelajarannya.
“Baiklah murid2, apa yang kamu dapat dari pelajaran yang saya tunjukkan tadi??”
Dengan penuh yakin anak2 muridnya menjawab,
Untuk menghindari cacingan….. minumlah arak………

Kamis, 15 Maret 2012

Kata - kata mutiara bung Karno



Share


“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)

“Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno)

“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno)

“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno
“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno)

“……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno)

“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali “. (Pidato HUT Proklamasi, 1949 Soekarno)